MAKALAH ILMU KIMIA PANGAN
BAHAN TAMBAHAN PANGAN DALAM TKPI

Oleh
Kelompok 7
Gemantari Nora Levya
Maya Ayu Mustiqa
Mentari Adestya N
PrimaDery Arsal
Ririn Marlina
Dosen Pembimbing
M. Husni Thamrin, S.TP, M.P
M. Husni Thamrin, S.TP, M.P
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
PRODI DII GIZI
2014
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat
serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Bahan
Tambahan Pangan “ tepat pada waktu yang ditentukan.,makalah ini bertujuan untuk
membina dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang akademik, yang
mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu pangan
lanjuti. Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa
arahan atau bimbingan.
Untuk itu, ucapan terimakaih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang dalam hal ini telah memberi sumbangsih dalam
bentuk materi maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan
dengan lancar. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi semua pihak khusnya bagi
para pembaca dan penyusunan makalah ini.
Padang, 2 Juni 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tabel
Komposisi Pangan Indonesia ini memuat kadar gizi berbagai pangan yang digunakan
di Indonesia. Ilmu gizi telah menentukan angka kecukupan gizi bagi manusia guna
mempertahankan tingkat kesehatan yang baik. TKPI berguna untuk merencanakan
hidangan makanan yang baik dan memenuhi kecukupan zat gizi. Juga dapat
digunakan untuk menilai apakah konsumsi makanan sehari-hari telah memenuhi
kecukipan zat gizi.
Kadar gizi suatu bahan makanan tergantung pada jenis derajat kematangan, iklim,
keadaan tanah dan sebagainya. Angka yang terdapat dalam TKPI mempunyai nilai
besar dan praktis sebab merupakan pedoman untuk mengetahui tinggi rendahnya
kadar gizi suatu bahan makanan.
Dalam TKPI bahan makanan dikelompokkan. Pengelompokkan makanan tersebut
dimaksudkan untuk keselarasan penyajian data komposisi zat gizi makanan.
Prinsip pengelompokkan makanan tersebut ialah menempatkan suatu makanan menurut
penggunaannya. TKPI memuat makanan mentah, makanan terolah/setengah jadi, dan
masakan.
Sebagai ahli
gizi, kita harus memahami TKPI, baik cara membacanya, penggunaannya,
penyusunannya, sejarahnya, serta manfaatnya. Karena TKPI berfungsi sebagai
pedoman untuk menghitung berapa zat gizi yang dibutuhkan seseorang.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.
Cara
Penyusunan TKPI
2.
Cara
Penggunaan TKPI
3.
Cara
Pembacaan TKPI
4.
Manfaat TKPI
5.
Fungsi TKPI
6.
Hubungan
TKPI dengan Mata Kuliah Kimia Pangan
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui
dan memahami cara penyusunan TKPI
2.
Mengetahui
dan memahami cara penggunaan TKPI
3.
Mengetahui
dan memahami cara pembacaan TKPI
4.
Mengetahui
dan memahami manfaat TKPI
5.
Mengetahui
dan memahami fungsi TKPI
6.
Mengetahui
dan memahami hubungan TKPI dengan mata kuliah kimia pangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Penyusunan TKPI
Data
komposisi zat gizi makanan yang disajikan di dalam buku ini berasal dari tabel
komposisi makanan indonesia yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan sejak
tahun 1964, dan laporan / makalah hasil penelitian mengenai komposisi zat gizi
makanan yang dilakukan di pusat penelitian dan pengembangan gizi dan makanan
departemen kesehatan RI.
Pengelompokan
makanan disesuaikan dengan pengelompokan yang digunakan dalam ASEAN FOOD
COMPOSITION TABLES.
Prinsip
pengelompokan makanan tersebut ialah menempatkan suatu makanan menurut
penggunaanya, jika makanan itu merupakan bahan tunggal atau menurut kelompok
besar nya. Jika makanan itu terdiri dari beberapa bahan..
Berikut ini tabel beberapa komposisi
bahan tambahan pangan per 100 gr bahan:
Bahan
|
Energi (K)
|
P (gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
P (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit A (SI)
|
Vit B1 (mg)
|
Vit C (mg)
|
Agar-Agar
|
-
|
0
|
0,2
|
0
|
400
|
125
|
5
|
0
|
0
|
0
|
Cuka
|
12
|
0,1
|
0,1
|
5
|
7
|
10
|
0,5
|
0
|
0
|
0
|
Coklat Manis
|
472
|
2
|
29,8
|
62,7
|
63
|
287
|
2,8
|
30
|
0,03
|
0
|
Gula Pasir
|
364
|
0
|
0
|
94
|
5
|
1
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
Gula aren
|
368
|
0
|
0
|
95
|
75
|
35
|
3
|
0
|
0
|
0
|
Gula merah
|
356
|
0,4
|
0,5
|
90,6
|
51
|
44
|
4,2
|
0
|
0,02
|
0
|
Kecap
|
46
|
5,7
|
1,3
|
9
|
123
|
9
|
5,7
|
0
|
0
|
0
|
Madu
|
294
|
0,3
|
0
|
79,5
|
5
|
16
|
0,9
|
0
|
-
|
4
|
Ragi
|
136
|
43
|
2,4
|
3
|
140
|
1900
|
20
|
0
|
6000
|
0
|
Sirup
|
213
|
0
|
0
|
55
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Terasi
|
174
|
30
|
3,5
|
3,5
|
100
|
250
|
3,1
|
0
|
0
|
0
|
Cara penyusunan tabel komposisi
pangan indonesia (TKPI) :
1. Bahan makanan
mentah dan hasil olahan di susun berdasarkan abjad
2. Urutan
Makanan hasil olahan diletakkan setelah bahan makanan mentah
B. Cara Penggunaan TKPI
Cara
menghitung kandungan zat gizi suatu bahan tambahan pangan, misalnya kecap.
Berikut tabel nilai gizi kecap pada DKBM dalam 100 gr bahan:
Bahan
|
Energi (K)
|
P (gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
P (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit A (SI)
|
Vit B1 (mg)
|
Vit C (mg)
|
Kecap
|
46
|
5,7
|
1,3
|
9
|
123
|
9
|
5,7
|
0
|
0
|
0
|
Maka, jika kita ingin menggunakan
hanya 20 gr kecap, maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
-
Kandungan E
= 20/100 x
46 = 9,2 K
-
Kandungan P
= 20/100 x
5,7 = 1,14 gr
-
Kandungan L
= 20/100 x
1,3 = 0,26 gr
-
Kandungan KH
= 20/100 x 9
= 1,8 gr, dan seterusnya
C. Cara Pembacaan TKPI
Pembacaan
dari TKPI yang perlu kita perhatikan adalah bahan makanan yang akan di
analisis. Misalnya pada menganalisa kadar lemak kecap.
Yang pertama
yang harus kita lakukan adalah mencari didalam TKPI dimana kecap tersebut ditempatkan, dan tentunya kecap ditempatkan di kelompok serba-serbi. Setelah
itu carilah kecap. kecap berawalan huruf
“K” berarti kita cari pada bagian abjad K. Dan setelah kita menemukannya,
perhatikan tabel bagian lemaknya. Dan disana pasti tertulis kandungan lemak 100
gr kecap. Begitu juga hal yang dilakukan pada saat penganalisaan bahan
makanan yang lainnya.
D. Manfaat TKPI
1. Mengelompokkan
makanan dari serelia sampai bumbu-bumbu.
2. Mengelompokkan
dan menjelaskan zat gizi, satuan dan angka decimal secara lengkap.
Zat gizi
yang terdapat dalam kelompok makanan adalah Air, Energi, Protein, Lemak,
Karbohidrat, Serat Makanan, Abu, Kalsium, Fosfor, Besi, Natrium, Kalium,
Tembaga, Seng , Retinol( Vitamin A), β-Karoten, Tiamin ( Vitamin B1), Riboflavin
( Vitamin B2 ), Niasin , Vitamin C.
3. Menjelaskan
metode analisis apa yang cocok di gunakan pada penentuan zat gizi.
Air
|
Pengeringan
dalam oven dan gravimetri
|
Protein
|
Kjeldahl
|
Lemak
|
Soxhlet
|
Karbohidrat
|
Perhitungan
|
Serat Makanan
|
Enzimatik
dan gravimetric
|
Abu
|
Pemijaran
|
Kalsium
|
AAS
|
Fosfor
|
AAS
|
Besi
|
AAS
|
Natrium
|
AAS
|
Kalium
|
AAS
|
Tembaga
|
AAS
|
Seng
|
AAS
|
Retinol
|
HPLC
|
β-karoten
|
HPLC
|
Tiamin
|
Spektrofotometri
|
Riboflavin
|
Mikrobiologi
|
Niasin
|
Spektrofotometri
|
Vitamin C
|
Titrasi
|
4. Menerangkan
angka dan tanda pada daftar zat gizi.
Tanda =/- berarti kadar kurang
dari ketentuan angka decimal
Tanda 0 berarti makanan tidak
mengandung zat gizi.
5. Menjelaskan
data komposisi zat gizi pada setiap kelompok makanan tentang makanan mentah dan
masak, makanan terolah, dan makanan yang telah di masak ( masakan )
·
Makanan
mentah dan masak . makanan mentah adalah makanan dalam keadaan alami yang
memerlukan pengolahan dan atau pemasakan sebelum di konsumsi. Makanan masak ialah
makanan yang dikukus, direbus, dibakar, digoreng, dipanggang dengan atau tanpa
penambahan bumbu seperti garam dan rempah (lada, merica)
·
Makanan
terolah ialah makanan yang telah mengalami pengolahan sehingga dapat langsung
dimakan atau masih memerlukan pemasakan. Contoh makanan terolah ialah tepung
tapioka (pati singkong )yang dapat diolah lebih lanjut menjadi kerupuk yang
harus digoreng sebelum dimakan.
·
Masakan
ialah makanan yang langsung dapat dimakan dan terdiri atas beberapa bahan.
Contoh masakan ialah gulai ikan yang terdiri atas ikan, santan, cabai, bumbu,
dan rempah.
6. Pembaca
mudah memahami dan mengerti pengelompokkan zat gizi dalam index nama bahan di
jelaskan dalam berbagai bahasa seperti bahasa Indonesia, Ilmiah, Latin dan
Inggris se kawasan Asia Tenggara.
E. Fungsi TKPI
Adapun
beberapa fungsi TKPI adalah :
1.
Mempermudah
dalam perencanaan menu yang baik
Dengan
menggunakan TKPI kita dapat menghitung kandungan zat gizi dalam suatu masakan,
dengan begitu kita dapat memberikan menu yang tepat kepada seseorang.
2. Dapat
menilai konsumsi makanan sehari-hari, baik untuk perorangan, keluarga, maupun
kelompok.
Dengan
menggunakan TKPI kita dapat menghitung kandungan zat gizi makanan yang dimakan
seseorang/keluarga/kelompok.
3.
Mempermudah
dalam proses pendidikan gizi
Dengan
menggunkan TKPI seseorang akan lebih mudah menghitung berapa kandungan zat gizi
dalam makanan.
4.
Dapat lebih
banyak mengenal bahan pangan lainnya
Didalam TKPI
semua pangan yang biasa digunakan di Indonesia sudah tercantum. Jadi seseorang
biaslebih banyak mengenal pangan yang ada di Indonesia.
5.
Dapat
menganalisis zat gizi pada bahan pangan
TKPI dapat
membantu menganalisis zat gizi dalam bahan pangan.
6.
Mempermudah
perencanaan pangan yang baik untuk lembaga, daerah, provinsi, dan Negara.
F. Hubungan TKPI dengan Mata Kuliah
Kimia Pangan
TKPI atau yang sering disebut dengan Tabel komposisi Pangan Indonesia adalah
pengelompokan mngenai komposisi zat gizi makanan. Pengelompokan makanan
disesuaikan dengan pengelompokan yang yang digunakan dalam ASEAN Food
Composition Tables. Pengelompokan tersebut dimaksud untuk keharmonisan
penyajian data komposisi zat gizi makanan.
Zat-zat gizi yang dicantumkan berupa nilai zat gizi dalam satuan dan jumlah.
Zat-zat gizi tersebut terdiri atas komponen-komponen bahan kimia berupa air,
energi, protein, lemak, karbohidrat, serat makanan, abu, kalsium, fosfor, besi,
natrium, kalium, tembaga, seng, retinol (vitamin A), β-karoten, tiamin (vitamin
B1), riboflavin (Vitamin B2), niasin dan vitamin C.
Metode analisis yang dilakukan menggunakan metode analisis dalam perhitungan
bahan kimia pada pangan seperti metode analisis pengeringan dalam oven, dan gravimetri,
kjeldhal, soxhlet, pemijaran, titrasi spektrofotometri dan lain sebagainya.
Pangan terdiri dari atas unsur-unsur kimiawi yang
sangat spesifik bagi setiap jenis pangan yang
disebut zat gizi. Ada 6 zat gizi
utama yang diperlukan tubuh, yaitu : Karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan Air. Pada setiap bahan makanan yang terdapat pada tabel
komposis pangan, mengandung berbagai zat-zat gizi yang juga temasuk unsur-unsur
kimiawi didalamnya. Disetiap pengelompokan bahan pangan mengandung beraneka
jenis kandungan zat gizi di dalamnya, dalam hal ini TKPI berfungsi untuk
mengelompokkan kandungan gizi yang terdapat dalam bahan pangan tersebut,
sehingga dapat mempermudah cara penggunaan, disaat menghitung kebutuhan dan
kandungan zat-zat gizi dalam suatu bahan pangan, agar jumlah konsumsi zat-zat
gizi pada pangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Jadi hubungan antara TKPI dan kimia pangan adalah :
Kimia pangan
mempelajari dan menghitung zat-zat gizi yang ada dalam bahan makanan baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk menyusun TKPI yang memuat kadar zat
gizi dalam bahan makanan diperlukan ilmu kimia pangan. Karena dengan ilmu kimia
pangan tersebut kita bisa menghitung kadar zat gizi dalam bahan makanan.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
TKPI adalah
sebuah buku yang memuat kadar zat gizi dalam pangan. Ada 12 pengelompokkan
pangan dalam TKPI. TKPI dapat digunakan untuk pedoman menyusun kadar zat gizi
suatu makanan. Untuk menyusun TKPI yang memuat kadar zat gizi dalam bahan
makanan diperlukan ilmu kimia pangan. Karena dengan ilmu kimia pangan tersebut
kita bisa menghitung kadar zat gizi dalam bahan makanan.
B. SARAN
Semoga
makalah ini dapat diterima dan dapat memberikan informasi untuk para
pembacanya. Dengan penuh harapan dari penulis bahwa makalah ini masih begitu
jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritikan dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
K.Mahmud,Mien,dkk.2008.Tabel
Komposis Pangan Indonesia.Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Tabel
DKBM makanan
Komentar
Posting Komentar